Ketika para musisi tengah memerangi pembajakan, Pandji justru mengajak untuk membajak albumnya. Dan menariknya, sekalipun bergenre Hip-Hop, albumnya tetap laku. Belakangan, Albumnya kemudian menjadi nama acara di Metro TV, Provocative Proactive. Yang kontennya adalah provokasi untuk kaum muda agar tidak apatis pada dunia politik. Kini, pria yang populer lewat acara TV ‘Kena Deh’ ini, menjalankan tour Stand Up Comedy -nya yang berjudul ‘Juru Bicara’. Dan menariknya, tak lama setelah tour-nya berjalan, Pandji ditunjuk sebagai Juru Bicara Tim Pemenangan salah satu pasangan calon Gubernur DKI.”
Rasanya, tidak banyak anak muda yang awam akan sosoknya. Perjalanan karirnya panjang, pernah menjadi penonton bayaran, sampai akhirnya punya acara televisi sendiri. Pandji juga dikenal piawai ber-stand up comedy, membuat komik, Ngerap, Presenter, Penyiar radio, menulis buku bahkan yang terbaru, menjadi bintang film. Pernah mendalami karir sebagai eksekutif bidang pemasaran membawanya jeli akan peluang-peluang. Hal ini ditunjukkannya dengan keberhasilan Pandji menjual karya-karyanya lewat jalur yang tak biasa, bahkan dua kali berkesempatan melakukan world tour.
Pandji memulai semuanya sebagai penyiar radio di Hard Rock FM bandung bersama Tike Priatnakusumah, kemudian pindah ke Jakarta dan menjadi penyiar Hard Rock Jakarta, terkenal karena kolaborasinya bersama Steny Agustaf. Total, Pandji menjadi penyiar radio selama 7 tahun.
Namanya mulai melejit ketika memandu acara reality show Kena Deh. Hobinya pada basket juga membawanya sebagai presenter pertandingan NBA di JakTV. bahkan kemampuannya dalam mengolah gambar, membawanya pada profesi sebagai seorang kartunis di KolamKomik.com.
Sekalipun multi talenta, namun persona Pandji justru lekat pada konten-konten yang dibawakan pada karya-karyanya. Konsisten untuk menjadi provokator agar anak-anak muda melek politik. Pada tahun 2008 misalkan, Pandji merilis album musik rap pertamanya berjudul Provocative Proactive, yang menampilkan beberapa artis seperti Tompi dan Steny Agustaf. Setahun berikutnya, ia juga meluncurkan album kedua, You’ll Never Know When Someone Comes In And Press Play On Your Paused Life. Ia bahkan tampil di beberapa acara musik seperti Soulnation. Pada tahun 2010, Pandji terus produktif dengan mengeluarkan album yang kali ini bertajuk Merdesa. Dan ketika bertepatan dengan 14 tahun turunnya Soeharto, Pandji meluncurkan album berjudul 32.
Ketika stand up comedy populer, Pandji pun menjajalnya, setelah berkali-kali open mic, pada 28 Desember 2011, ia memproduksi sendiri acara komedi tunggal spesialnya di Teater usmar Ismail dengan judul Bhinneka Tunggal Tawa yang dihadiri ratusan orang. Lewat buku, Pandji juga menulis Nasional.is.me, Merdeka Dalam bercanda dan Menemukan Indonesia.
Di kegiatan sosial pun Pandji tak absen, bersama para penyiar yang tergabung di MrA, Pandji menyumbangkan suaranya di album THIS IS ME, yang merupakan album amal. Penjualan dan keuntungan album ini diberikan pada Yayasan Onkologi Anak Indonesia. Pandji juga mendirikan Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI), untuk membantu anak-anak pasien kanker di RSK Dharmais.
Dan di tahun ini, Pandji tengah sibuk sebagai Juru bicara, nama turnya sebagai Komika. Kepada koresponden majalah Money&I Nur Hakim, Pandji menceritakan tentang proyeknya ini.
Bagaimana perkembangan World Tour Juru Bicara?
Ini proyek yang lagi jalan, Juru bicara world tour 24 kota di 5 benua. Sudah jalan di 20 kota, sisa 4 kota lagi yaitu Balikpapan, Surabaya, Makassar dan Jakarta. Nanti tanggal 10 Desember dan tahun depan ada 3 buku kemungkinan, dan beberapa film lagi yang akan di jalani.
Anda menaruh perhatian besar pada pendidikan politik anak-anak muda, bagaimana Anda melihat ini?
Karena sebenarnya ada anak muda bilang nggak suka politik, gua masih ngerti, tapi kalo dia bilang nggak peduli politik, itu nggak mungkin, karena gua pikir politik itu menyangkut semua aspek kehidupan kita, dan semua aspek kehidupan kita ditentukan oleh politisi, jadi untuk tidak peduli politik, sama aja tidak peduli dengan diri sendiri, makanya kalau kita mau negara kita baik dan nyaman, untuk kita dan untuk yang lain, harus mau peduli politik, nanti yang kena dampaknya kalau nggak peduli politik, ya kita juga.
Profesi yang Anda tekuni cukup unik dan banyak, bagaimana Anda melakukannya?
Sebenarnya, disetiap bidang tantangan terbesarnya sih sama, yaitu disiplin. Jadi orang merasa dia sudah tahu passion-nya dimana, terus selesai sampai situ, padahal yang bedain satu orang yang tau passion-nya, apa dan satu orang yang sukses, adalah disiplin yang terjadi diantaranya.
Ambil contoh sebagai stand up comedian, gua juga harus disiplin nulis materi dan mau open mic dengan resiko nggak lucu, gua sangat sangat yakin tidak ada yang lebih kerja keras dibanding stand up comedy lainnya selain gua, jadi kuncinya adalah mau mendisiplinkan diri melewati proses yang panjang, dan itu akan jadi pengorbanan terbesar, karena ketika kita mendisiplinkan diri, ada yang kemakan waktunya, jadi nggak bisa nongkrong sama teman-teman dan lain sebagainya, tapi itu adalah pengorbanan yang diambil kalau kita pengen sukses.
Dari sisi pendapatan, apakah profesi Anda ini bisa sustuin ?
Menurut gua sih cukup, penghasilan berapapun kurang kalau gaya hidup loe berantakan.
Bagaimana Anda melihat Stand Up Comedy Indonesia dalam 5-10 tahun kedepan?
Saya melihat 5-10 tahun kedepan orang Indonesia masih akan terkejut dengan pencapaian yang dilakukan komika Indonesia, sejak 2011 sampai dengan hari ini, pencapaian stand up comedy Indonesia itu luar biasa, banyak komikanya yang terlibat dalam film-film Indonesia.
Perlu diingat, ini tahun yang menyenangkan untuk perfilman Indonesia, ada lebih dari 10 judul yang tembus satu juta penonton, tidak pernah seperti itu sebelumnya, dan pada tahun yang sama, film terlaris dalam sejarah perfilman Indonesia akhirnya dipecahkan oleh Warkop DKI reborn, dan Warkop DKI reborn ditulis oleh stand up comedian, Awee, Arie Kriting, Bene Dion juga sebagai konsultan komedi, didalam 10 besar box office ada banyak stand up comedian, termasuk saya, Ernest dan Arie Kriting. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam 5-10 tahun kedepan, akan ada gebrakan-gebrakan oleh stand up comedian Indonesia.
Apa milestone yang menyebabkan karir Anda bertumbuh?
Milestone saya di tahun 2011, saya bikin konser pertama “Bhineka Tunggal Tawa”, itu adalah stand up comedy spesial pertama di Indonesia, yang komersial sifatnya, setelah itu tour pertama saya pada tahun 2012, Merdeka Dalam bercanda, tour dunia ‘Mesakke bangsaku’ tahun 2014, dan yang terakhir 24 kota 5 benua merupakan yang terbesar di tahun 2016 dengan judul Juru bicara.
Awalnya, semua dari siaran radio, jadi waktu itu kuliah, tingkat empat, terus lagi mikir gimana caranya supaya nggak terlalu membebani orang tua dari segi biaya, terus lagi dikantin, lagi ngutang pas mau makan mie, ada koran Pikiran rakyat, kan saya kuliah di bandung di ITB angkatan 97, terus ada lowongan untuk jadi penyiar, gua ngelamar, waktu itu gua pikir penyiar gajinya gede, abis kan gayanya keren-keren tuh, gua ngelamar dan keterima, nah mulai deh tuh dari siaran radio, terus belajar MC, habis itu dapat peluang jadi presenter, nge rap, nulis buku, mulai stand up comedy, acara TV sampai dengan akting.
Anda baru saja berakting serius dalam film Rudi Habibie, bagaimana pengalaman ini?
Luar biasa, bisa kerja sama dengan tiga orang yang selama ini bikin gua penasaran reza rahadian, dia adalah aktor yang luar biasa, lawan akting sama dia tuh nggak bisa dibayar pengalamannya. Mas Hanung bramantyo, semua orang tahu dia siapa, terus pengen tau rasanya di direct sama dia kayak apa, dan terakhir Pak Manoj Punjabi, nggak banyak produser yang punya visi yang jelas, yang nggak cuma sekedar naruh duit terus diam aja, tapi dia tahu apa yang dia inginkan.
Jadi luar biasa sih gua merasa di dalam project tersebut, belum lagi pengalaman syuting di Jerman-nya, wah menyenangkanlah pokoknya, tantangan terbesarnya adalah mungkin harus akting drama, karena karakter yang gua mainkan ini bukan karakter komedi, jadi mesti belajar akting lebih dalam lagi sih.
Siapa idola Anda ?
Robbie Williams, Chris rock, Kevin Hart, Dave Chappel, Lousie CK dan masih banyak yang lainnya lagi. Kalau di Indonesia, ada Acho, Adriano Qalbi, rahmet Hidayat dan Iyam reniza.
Apa yang bisa dipelajari anak-anak muda dari sosok seorang Pandji ?
Kalo soal inspirasi sih kayaknya, semua orang yang tahu dia minatnya apa, dan jujur dalam karyanya, harusnya akan menginspirasi orang, jadi nggak ada orang bisa niat, “gua pengen ah jadi inspirasi tanpa tau sebenarnya loe senangnya apa dan karya loe apa”, pada akhirnya kalau orang-orang jadi banyak yang terinspirasi karena gua, itu karena efek dari karya gua.
Anda juga berperan di Yayasan Pita Kuning, ceritakan soal ini?
Waktu itu gua datang ke rumah sakit kanker Dharmais, terus banyak anak anak nggak mampu. Gua tanya sama dokternya, ini yang biayain siapa ya, karena benar-benar kelihatan datang dari keluarga nggak mampu, dokter bilang, sebenarnya mereka punya yang namanya jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), tapi itu ada batasannya, gua tanya lagi ke dokternya, jadi kadang-kadang nggak cukup, terus kalau udah mentok siapa yang biayain, oh ini ada nih orang-orang asing.
Gua merasa malu, karena anak-anak Indonesia, yang bantu malah orang asing, gua bahas di radio tempat gua siaran, akhirnya banyak orang-orang yang mutuskan untuk nyumbang dan pengen ngumpul jadi relawan, nah akhir tahun tersebut gua di ajakin jadi pembina di Yayasan itu, resmi April 2007.
Bagaimana Anda melihat pendidikan kita saat ini, serta pandangan Anda soal Full Day School ?
Pendidikan kita belum di desain untuk anak-anak Indonesia, dengan profesi di masa depan. Ambil contoh, kalau di tanya apa kurikulum yang di desain untuk menyiapkan profesi sebagai Youtuber? Jawabannya pasti belum ada, padahal Youtuber adalah pekerjaan yang valid, gajinya pun lebih gede daripada Pak Jokowi.
Tapi ya seperti yang saya bilang, tidak ada solusi yang mutlak untuk Indonesia, mungkin memang benar anggapannya Pak Menteri bahwa ada anak-anak yang orang tuanya pada kerja, daripada luntanglantung nggak jelas, mending di sekolahin aja dulu, tapi nggak bisa diberlakukan untuk semua anak-anak dan semua sekolah. Emang paling tepat adalah mendesain sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak yang berbeda. Suatu hari, ingin tercapai kondisi pendidikan di Indonesia dimana setiap anak tidak perlu merasa kerdil, karena dia beda dengan anak lainnya, karena di Indonesia, Ki Hajar Dewantara bilang, ‘tanam padi, ya diperlakukan kayak padi, kalau taman padi tapi diperlakukan kayak jagung, nggak akan tumbuh kaya jagung, cuma jadi padi yang jelek aja, makanya setiap anak harus diperlakukan spesial, itu aja sih.
Pandangan Anda soal Pilkada Jakarta?
Kalau ditanya pemimpin yang baik, menurut saya, ya pemimpin yang baik untuk kotanya.
Terakhir, apa saran Anda untuk anak-anak muda?
Hal terbaik yang bisa dia lakukan untuk dirinya sendiri, dan juga untuk bangsanya, cari tahu dia minatnya apa, nggak mesti bakat, karena kerja keras bakal ngalahin bakat, kalau bakat nggak bekerja keras. Artinya dia tahu passion-nya dan mau berkarya, maka dia akan menjalankan hidup yang menyenangkan, karena dia menjalani hidup yang dia suka, dan kalau karyanya bagus, akan berdampak juga bagi bangsanya.